Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 109; 1 Petrus 1; Yehezkiel 23-24
Pernah terima SMS berisi ajakan untuk tidak membeli kartu perdana merek tertentu karena dianggap sebagai representasi antikris? Atau mungkin SMS berisi himbauan untuk melepas simcard ponsel selama beberapa hari agar terhindar dari santet? Pesan pendek model seperti ini memang sering masuk ke HP yang kita miliki.
Sebagian (atau mungkin banyak) orang terprovokasi dengan ajakan apa saja yang tertulis dalam SMS itu. Jika diamati, SMS hoax (bohong) ini selalu memiliki ciri yang sama, yaitu agar pesan ini diteruskan secara berantai ke pengguna ponsel lain.
Pesan pendek berbunyi, "Dalam rangka ulang tahun, Presiden SBY bagi-bagi hadiah berupa pulsa gratis Rp. 75.000,- Pulsa akan ditambahkan secara otomatis setelah Anda meneruskan SMS ini ke 10 nomer lain. Cepat buktikan, saya sudah mengalaminya!" pernah mampir ke HP saya. Kalau sudah dijanjikan sesuatu, kadangkala logika dikesampingkan. Padahal sebenarnya yang terjadi adalah pengurangan pulsa akibat biaya pengiriman SMS yang sudah ditentukan oleh operator. Jadi dalam hal ini siapa yang diuntungkan? Operator, pengguna layanan, atau siapa?
Kesampingkan pesan-pesan sampah semacam itu. Bukankah masih lebihbanyak hal-hal penting yang harus kita pikirkan? Tapi pesan pendek saya di akhir renungan ini perlu Anda pertimbangkan, "Shalom, menjelang akhir jaman yang semakin mendekat, makin dekatkan diri dengan Tuhan. Renungkan firmanNya dan miliki hubungan pribadi denganNya. Sebarkan SMS ini ke 10 nomor lain, upahmu besar di Surga!" Anda tertarik meneruskannya?
Arahkanlah perhatian Anda pada hal-hal yang penting.